Anime memiliki kekuatan tersendiri yang berpengaruh dalam kehidupan
sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Faktor yang mendukung kekuatan
anime tersebut adalah lingkungan kondusif Jepang yang memungkinkan
pertumbuhan kualitas dan kuantitas cerita manga untuk berkembang dengan
baik. Dalam lingkungan tersebut, anime tidak hanya sekedar menjadi suatu
budaya pop, tetapi juga bertransformasi sebagai suatu industri bisnis
yang menguntungkan.
Dari segi bisnis, anime merupakan suatu industri dengan dinamika
yang bergerak dengan cepat. Baik serial anime dan manga mendapatkan
tuntutan untuk dirilis setiap minggu, bahkan terkadang, untuk anime yang
dianggap populer, publisher merilis film dari serial anime tersebut, untuk semakin meningkatkan popularitasnya. Kemudian, tidak hanya dalam skala nation-wide, anime yang dirilis sebagai serial mingguan atau film juga dirilis secara worldwide, baik melalui penjualan DVD maupun melalui proses download atau secara streaming online.
Semakin meningkatnya kepopuleran suatu anime, secara otomatis akan
semakin menguntungkan industri bisnis anime. Hal ini berakibat pada
tingginya tingkat kompetisi di antara para publisher anime dan manga, setiap kreator dan publisher berkompetisi untuk menciptakan anime dengan cerita yang berkualitas, imajinatif, dan berbeda.
Sistem yang berkembang tersebut berpengaruh dalam peranan anime
sebagai budaya pop Jepang dalam era kontemporer. Anime berasal dari
realita sosial yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Jepang. Selain itu, anime juga dipergunakan sebagai media di dalam
menyampaikan kritikan-kritikan sosial. Sehingga, dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa anime merupakan suatu produk realita sosial yang
mencerminkan realita kehidupan sosial di Jepang pada era kontemporer.
Dengan berkembang dan dinikmatinya anime secara worldwide, maka anime menjadi alat untuk mengenal kehidupan, nilai-nilai, dan kebudayaan Jepang.
Anime
Sebagai contoh, terdapat tiga anime yang hingga sampai saat smasih
berlanjut dan juga sangat populer dan digemari baik oleh penggemar anime
di Jepang maupun worldwide, yaitu Naruto, One Piece, dan
Captain Tsubasa. Naruto menceritakan tentang seorang ninja yang bernama Uzumaki Naruto dari Konohagakure, dimana Naruto memiliki mimpi untuk menjadi
seorang Hokage (sebutan untuk pemimpin para ninja di desa Konohagakure)
dan untuk menciptakan perdamaian antar ninja. Kemudian, One Piece, yang
menggambarkan perjalanan Monkey D. Luffy dalam menggapai impiannya untuk
menemukan kru bajak laut yang hebat, menjadi raja bajak laut, dan
menemukan harta karun legendaris yang disebut One Piece. Sedangkan
Captain Tsubasa, bercerita tentang Tsubasa Ozora, seorang anak laki-laki
yang gemar sekali bermain sepak bola dan memiliki impian untuk membawa
tim nasional sepak bola Jepang ke dalam kancah Piala Dunia dan menjadi
juara Piala Dunia.
One Piece
Naruto
Captain Tsubasa
Ketiga anime tersebut, memiliki alur cerita yang berbeda-beda dan
masing-masing memiliki karakter yang kuat. Meskipun demikian, terdapat
benang merah atas ide dasar dan pesan dari ketiga cerita anime tersebut.
Masashi Kishimoto, Eiichiro Oda, dan Takahashi Yoichi, pengarang dari
masing-masing anime tersebut berupaya untuk memvisualisasaikan
nilai-nilai Jepang juga sekaligus memberikan sebuah pesan agar orang
tidak takut untuk bermimpi, terlebih lagi tidak takut untuk mewujudkan
mimpinya. Baik Naruto, One Piece, dan Captain Tsubasa, ketiganya
menceritakan perjalanan seseorang from zero to hero,
masing-masing karakter utama memiliki mimpi yang sebenarnya mustahil
untuk diwujudkan, akan tetapi mereka dengan usaha keras dan keyakinan
mengatasi setiap permasalahan dan hambatan yang ada dan tetap berupaya
untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka.
Secara tidak langsung, anime yang pada dasarnya merupakan suatu
bentuk hiburan, pada era kontemporer telah bertransformasi menjadi suatu
industri bisnis yang sangat menguntungkan dan juga menjadi media untuk
memvisualisasikan nilai-nilai dan budaya Jepang secara imajinatif, agar
dapat lebih diterima lebih luas.
Sumber : http://www.jpf.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar