Kamis, 25 April 2013

"Pesta Kebudayaan “Ennichisai” Kembali Digelar Akhir Mei"



(JAKARTA) Pesta kebudayaan Jepang yang diselenggarakan setiap tahun di kawasan Melawai, Blok M atau yang dikenal dengan “Ennichisai” akan kembali diselenggarakan pada tanggal 25-26 Mei mendatang.

Berbagai persiapan telah mulai dilakukan, termasuk mengajak sejumlah pihak, atas nama perusahaan maupun asosiasi, untuk menjadi sponsor acara atau membuka booth saat acara berlangsung.

Terdapat tiga macam sponsor, yakni platinum, gold dan silver, serta 60 booth, baik untuk makanan, non-makanan, dan perusahaan, yang pendaftarannya akan ditutup pada tanggal 20 April mendatang.

“Saat ini persiapan telah mencapai 80 persen, namun belum termasuk susunan dan pengisi acara, karena kami masih mengkoordinasikan dengan Badan Pariwisata Jakarta Selatan,” ujar Daisei Takeya, Ketua Sekretariat Ennichisai  2013. “Rencananya target pengunjung tahun ini sama seperti sebelumnya, yakni sekitar 200 ribu orang.”

Daisei juga mengungkapkan, Masih sama dengan tahun lalu, Ennichisai 2013 masih menggandeng kompetisi cosplay tingkat nasional ‘Indonesian Cosplay Grand Prix’ (ICGP) sebagai salah satu acara utamanya. Pemenang ICGP kemudian   akan dikirim untuk bertanding ke tingkat internasional dalam ‘World Cosplay Summit’ di Kota Nagoya, Prefektur Aichi.

Namun berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, rencananya lingkup area Ennichisai yang dilaksanakan untuk keempat kalinya ini, lebih kecil dan hanya tersedia satu panggung.

Ennichisai di Jepang, awalnya merupakan bagian dari kegiatan agama Shinto untuk memanjatkan doa sekaligus bersyukur kepada Dewa, sehingga tidak heran dalam perayaan ini para petani dan nelayan membawa serta hasil panen dan tangkapannya untuk dibagikan kepada penduduk setempat.

“Tahun ini kami mengangkat tema ‘Maju Bersama’, maksudnya agar Indonesia dan Jepang dapat terus beriringan untuk terus maju,” ujar Daisei. “Yang paling utama tentunya dapat bersama-sama menikmati Ennichisai 2013”

Untuk informasi lebih lanjut, mengenai booth dan sponsor dapat menghubungi Firman di nomor 021 – 91115479, sedangkan mengenai acara dapat menghubungi Minny di nomor 08787 823 4048.

Sumber : halojepang.com

"Tips Memasak Nasi Ala Jepang"

Untuk mendapatkan rasa nasi yang enak, terlebih dahulu kita harus mengetahui seluk beluk cara memasak dan juga memilih alat masak yang tepat. Baik dengan  menggunakan rice cooker maupun kompor gas (manual menggunakan panci).


Jika menggunakan rice cooker, tentu harus sudah melalui uji IH/Induction Heating (uji panas menggunakan logam) dan juga uji laboratorium komputer. Atsushi Naito Super Advisor Laboratorium Yamada Denki (Ikebukuro, Tokyo) menyatakan, “Proses rentang waktu memasak dan jumlah orang yang makan merupakan faktor yang sangat penting". Rice cooker yang baik memiliki kapasitas maksimum sekitar 70%, dan  dapat memasak bahkan hingga 4-5 kali. Untuk menjaga nasi tetap hangat, uapnya harus disesuaikan saat memasak. Karena itu, direkomendasikan untuk menggunakan rice cooker dengan fungsi isolasi termal/ pengatur uap.

Jenis rice cooker yang seperti itu sudah banyak sekali diproduksi. Seperti misalnya rice cooker dengan tombol switch pengatur uap yang mudah digunakan hanya sekali tekan. Teknologi cara memasak seperti ini juga sudah diteliti Koichi Hirata, Direktur Aiho Rice Research Institute. 

Menurut Hirata,  “Didalam lapisan beras yang tipis terdapat rasa umami (gurih). Karena itu sebaiknya beras dimasak tanpa meninggalkan inti lapisan itu. Jika menggunakan panci (manual), selain harus merebus menggunakan tekanan hampa udara yang tinggi, sebaiknya juga harus menggunakan panci dengan lempengan logam untuk menghantarkan panas yang tinggi agar nasi tetap hangat. “ 

Hal senada juga diungkapkan Satomi Sugiyama, Ketua Pusat Informasi Tokyo Gas. “Jika panasnya dapat dikontrol maka nasi yang dimasak akan enak pada panci jenis apapun,“ ujarnya. 

Poin penting lainnya adalah menyesuaikan api selama 10 menit sampai mendidih.  Saat memasak dengan api kecil atau sedang , agar lebih cepat panas sebaiknya menggunakan panci dari besi atau logam yang lebih tipis.

Hal yang sulit adalah mengatur timing yang tepat saat mengecilkan api. Cara mengatasinya dengan menunggu sampai tutup panci terlihat meletup/membuka. Ini perupakan proses gelatinisasi untuk meninggalkan inti nasinya. Setelah mendidih, kecilkan api dan tunggu hingga 15-20 menit, tetapi kalau panci yang logamnya tipis harus menunggu lebih dari 20 menit. Batas total maksimum untuk semua jenis panci adalah 30 menit sampai uap airnya berkurang.

Hirata menambahkan,  “ Meskipun yang dimasak bukan beras yang mahal, jika anda tahu cara memasak yang benar, nasinya akan menjadi enak.”

Sumber : http://www.halojepang.com/

  

Minggu, 21 April 2013

"Perpaduan Tradisional & Modern di Pagelaran Busana Wakamono no Michi"



Pagelaran busana Wakamono no Michi di Tokyo pada 9 April 2013 menampilkan koleksi busana Tokyo musim gugur dan dingin 2013/2014 di Hall utama Shibuya. Acara ini menyajikan keindahan gaya yang menggabungkan teknik tradisional Jepang dan modern.

Brand pakaian “Araisara “ yang telah menampilkan koleksi busana pertama saat musim gugur tahun lalu di Paris hadir dengan tema “Kreasi Evolusi”.  Menampilkan kain one piece yang dikombinasikan dengan teknik cetak mesin dan tangan yang digunakan bersama. Kesan futuristik tersirat melalui potongan pakaian one piece hitam yang digambarkan kedalam kain motif bunga dari pengrajn Yuzen (teknik tenun sutra dari Kyoto). Sehingga keindahan pakaian ini terasa elok dilihat.

Sang desainer, Arae Sarah mengatakan “Karya ilmiah yang berevolusi digabungkan  secara bersamaan dengan pakaian tradisonal yang hanya bisa dibuat oleh pengrajin merupakan perpaduan dua hal yang menarik.“

Koleksi kedua dari Iwate yaitu Jaket Tweed, menampilkan kesan Jepang yang lembut. Sedangkan campuran warna dan payet gliter pada mantel, one piece dan lainnya merepresentasikan  salju,“ Disini saya berusaha menampilkan kesan citra wanita dewasa yang lebih mendalam,” ujar desainernya, Horihata Yuuji.

Berikutnya datang dari  desainer spesialis kimono Jyoutaro Saito. Ia memperlihatkan kesan  kasual dengan  “gingham check” atau motif kotak. Kombinasi kimono modern dengan motif macan tutul  dan desain bunga, memamerkan kesan berbeda kota Milan dan Paris. Hal ini semakin memperlihatkan pesona daya tarik koleksi busana Tokyo.

“Saya mengadaptasi  bentuk era Heisei yang lembut. Dengan style gaya hidup masa kini, saya ingin mengusulkan kimono sebagai gaun yang elegan,” ujar Saitou

Selain itu, ada pula koleksi motif pakaian dari binatang atau “net”  dengan desain unik dari bentuk tiga dimensi tubuh jerapah dan burung. Brand pakaian "G.V.G.V." yang melakukan teknik cetak houndstooth (teknik cetak berbentuk pola gigi) tebal ini menampilkan kesan wanita dewasa yang menarik dan klasik dalam busananya.

"Menghidupkan Kembali Energi Kabuki"

 

(KAGAWA) Pertunjukan Kabuki tahun ini diselenggarakan berturut-turut di berbagai teater daerah di Jepang. Salah satunya di panggung teater Kabuki Kanamaru-Za yang terletak di Kotohira, Prefektur Kagawa  hingga tanggal 21 April.

Panggung teater Kanamaru-za sendiri merupakan gedung teater kabuki tertua di Jepang. Berdiri di zaman Edo sekitar tahun 1835 dan dibuka pada tahun 1836. Gedung teater ini disebut juga “Konpira Ooshibai “ (The Konpira Grand Theatre) karena letaknya dekat kuil Konpira. Nama Konpira sendiri adalah nama salah seorang dewa Budha bernama Khumbira.

Selain Kanamaru-za, panggung teater kecil lainnya adalah Kotohira, Yamagata, dan Toyooka. Pertunjukan ini sengaja diadakan di berbagai teater kecil agar penonton dapat menikmati lebih dekat dengan atmosfer cerita Kabuki dan para pemainnya. Dan juga diharapkan agar para penonton yang datang tidak hanya warga dari daerah sekitar panggung saja, tetapi juga dari luar daerah.

Para pemain yang berpartisipasi diantaranya adalah Bando Tamasaburo. Bagi penggemar Kabuki, nama Bando Tamasaburo bukan merupakan nama yang asing. Ia terkenal dengan perannya sebagai wanita (onnagata). Selain Bando, ada pula Ichikawa Ennosuke, yang sangat tersohor karena kostum dramatis yang dipakainya.

Sumber : halojepang.com

Jumat, 19 April 2013

"Miniatur Manusia Purba Flores Tampil di Tokyo"


Museum Nasional Jepang di kawasan Ueno,Tokyo mulai Rabu 17 April, memamerkan miniatur manusia purba Flores. Manusia purba ini ditampilkan bersama burung purba besar dan gajah kecil Flores.

Diperkirakan jenis manusia purba Flores atau disebut juga dengan Homo Floresiensis,  hidup sekitar 20.000 tahun lalu. Ukuran otaknya kira-kira sebesar 430 cm kubik, atau sepertiga lebih kecil dari ukuran otak manusia modern. Sementara ukuran tinggi badannya mencapai 100 cm.

“Penentu berkembangnya evolusi manusia tidak hanya berdasarkan jenis besaran ukuran tubuhnya saja, tetapi juga berdasarkan kemampuannya  beradaptasi dengan fleksibel terhadap lingkungan.” ujar  Kaifu Yusuke, yang merupakan konselor penelitian museum biologi evolusi manusia.

Sebelumnya, kerangkanya ditemukan pada 2003 lalu di Gua Liang Bua, Flores. Berdasarkan hasil dari tim investigasi melalui CT-scan, diperkirakan manusia purba ini adalah wanita dewasa.

Penemuan ini sempat menghebohkan dunia, karena menurut para arkeolog, temuan jenis Homo Floresiensis ini bisa mengubah seluruh teori tentang sejarah evolusi manusia. Kerangka ini merupakan satu jenis spesies manusia baru, dikarenakan ukuran manusia ini kerdil dan juga ukuran otak nya yang kecil. Hampir mendekati ukuran otak yang dimiliki simpanse atau spesies pra-manusia di Afrika yang sudah menghilang dua juta tahun lalu.

Temuan ini menunjukkan proses evolusi yang terjadi saat ini lebih kompleks dari sebelumnya. Karena selama ini, para ilmuwan percaya, spesies manusia sekarang ini atau Homo sapiens sudah ada sejak 160.000 tahun lalu.


Sumber : halojepang.com